Jumat, 12 Agustus 2011

Aku dan Kekasih Suamiku. Part.1


Namaku Zahra.. aku anak bungsu dari 3 bersaudara, diusiaku yang masih terbilang muda, aku telah mengecap setengah dari sukses dalam kehidupan, itu menurutku.

Seperti yang sering  dibilang orang-orang terhadapku, mereka selalu berkata aku beruntung, sudahlah punya wajah cantik, kaya, punya penghasilan dan kedudukan yang lumayan tinggi di perusahaan tempatku bekerja dan perusahaan itu selalu jadi incaran setiap orang.

Aku merasa diawan…aku senang dengan kata-kata mereka, aku bahagia. Aku merasa beruntung.Alhamdulillah ya Allah…

Kebahagiaanku semakin sempurna, karena tak berapa lama lagi aku akan segera mengakhiri masa lajangku. Ya….. aku akan menikah dengan seorang lelaki yang sangat aku sayangi. Aku akan bersanding dengan pangeran hatiku…. Hatiku berbunga, aku serasa memeluk bulan. Aku sungguh beruntung bisikku…..

Aku baru mengenalnya 2 bulan belakangan ini. aku dikenalkan oleh seorang teman. Namanya Zaki, dia laki-laki yang sangat ramah, perhatian, dan sangat pengertian terhadapku. Kalau soal idabadahnya aku tak pernah memikirkan itu, karena dalam fikiranku, setelah menikah nanti dia akan berubah seiring berjalannya waktu. Itulah yang ada dalam fikiranku sa’at itu. Aku melupakan syarat yang satu itu, syarat yang paling utama.



لَا تَنْكِحُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُرْدِيهِنَّ ، وَلَا لِمَالِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُطْغِيهِنَّ ، وَانْكِحُوهُنَّ لِلدِّينِ ، وَلَأَمَةٌ سَوْدَاءُ خَرْقَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
Janganlah kalian menikahi perempuan karena cantiknya. Boleh jadi kecantikan tersebut akan membinasakannya. Jangan pula karena hartanya karena harta boleh jadi akan menyebabkannya melampaui batas. Menikahlah karena agama. Sungguh budak hitam yang cacat namun baik agamannya itu yang lebih baik” (Ibnu Majah no 1859-pent).

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, 15  Januari 2011 adalah Tahun yang sangat bersejarah dalam hidupku.
Pernikahanku sungguh meriah, aku melihat pancaran kebahagiaan dari wajah-wajah orang-orang yang aku cintai, mereka keluargaku, belahan jiwaku.

Acara walimah berlangsung haru…air mataku bercucuran sa’at ijab qobul berlangsung, aku telah memenuhi separoh Dienku…Alhamdulillah Ya Allah….Aku bahagia…Terimakasih atas anugerah yang telah Engkau berikan…., Engkau telah memberikan penggantinya lebih cepat dari yang aku kira.

Perlu diketahui, sebelum menikah dengan Zaki, aku  telah mempunyai calon suami, laki-laki yang aku kenal sewaktu SMP dulu, dia kakak kelasku,namanya Reno, tetapi hubungan kami tak mendapat restu dari kedua orang tuanya, hancurlah harapan kami untuk  hidup bersama. Cintaku Kandas. Aku kalut sa’at itu, aku depresi berat.. karena orang dilingkunganku telah tau bahwa kami akan segera menikah. Hingga Zaki datang dalam hidupku., semua berangsur-angsur pulih, aku kembali menemukan semangat hidupku.

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.(Al-Baqarah: 216)


Sekarang aku telah resmi menjadi istri Zaki , aku telah menjadi nyonya Zaki Prasetyo. Bahagianya aku mempunyai suami yang sangat lembut dan sayang  padaku.

Tapi…………….              


                      
Itu tak berlangsung lama, tepat  pada bulan ke-2 pernikahan kami, Ujian itu datang. Istana kecilku mulai goyah, gerimis mulai datang, kian lama kian deras. Ujian pernikahan datang sa’at umur pernikahan kami masih berusia seumur jagung.


Aku melihat gelagat yang aneh dari suamiku, dia mulai tertutup padaku, bahkan hanpone nya pun selalu dia kunci, tak pernah lagi dia taroh seperti biasa, kekamar mandipun selalu ia bawa,  bahkan nomernyapun aku tak lagi tau. Awalnya aku berusaha menanggapi biasa saja, tapi hati kecilku berkata lain, hatiku berbisik bahwa ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku. Dan rasa curigapun mulai menyelinap masuk dalam fikiranku.
Pernah suatu hari aku membuntuti dia pergi, aku ikuti secara diam-diam. Aku pergi dengan adik iparku, adik dari suamiku, namnya Fitri, Dan apa yang terjadi….? aku melihat suamiku mendatangi sebuah kost-an putri, aku melihat seorang perempuan keluar dari rumah itu, mereka terlihat sangat akrab, aku nggak bisa melihat wajahnya secara jelas.


Tapi tiba-tiba Fitri berkata..


“ Loh kak.. itukan mba’ Rani, ngapain mereka malam-malam begini ketemuan, lagi pula mereka kan udah putus…”

“ Apa..? maksud kamu apa Fit…?   

“ Ia kak……itu mba Rani, mantan pacarnya kak Zaki,..”

“Mantan …? “ 

Aku coba mengingat nama itu, aku sepertinya pernah dengar nama itu, tapi dari siapa dan kapan…? Oh ia…. sebelum menikahiku mas Zaki pernah bercerita kalau dia baru putus dengan seorang  gadis, namanya Rani, mereka putus karena hubungan mereka tidak mendapat restu dari orangtua mereka masing-masing. Rani masih berstatus seorang mahasiswi disebuah Fakultas Kedokteran ,semester akhir.

Tapi kenapa sekarang mereka  ketemu lagi..? Aku semakin bingung. Kenapa suamiku tak pernah cerita kalau dia akan bertemu dengan Rani. Apa lagi malam-malam begini. 

Aku terus saja membuntuti mobil mereka, aku mengikuti kemana mereka pergi. Aku berusaha menjaga jarak agar suamiku tak melihat mobilku.  Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku buru-buru pulang karena aku takut dia akan tau kalau aku tidak berada dirumah, aku takut dia curiga. Lagi pula besok Fitri harus ke kampus pagi-pagi sekali.

Ternyata benar dugaanku, tak berapa lama aku sampai di rumah, suamikupun pulang. Aku bersikap seperti biasa, aku pura-pura tidak tau atas apa yang aku lihat tadi. Aku berusaha bersikap hangat terhadapnya. Aku berusaha tetap tenang.

Keesokan harinyapun sumiku semakin sering pulang malam, terkadang malah tak pulang sama sekali, waktu aku hubungi kerumah orang tuanya, mereka malah bingung.

“ Assalamu’alaikum…ini mama ya….?”mam..mas Zaki mampir kesana gak..?“
“ Wa’alaikumsalam...ianak..nggak tuh.. Zaki sudah seminggu tidak mampir,..memangnya suamimu nggak ada di rumah.. kan ini sudah malam sekali nak..”
Aku terdiam…kemudian aku kembali mendengar suara dari seberang sana
“ halo..Zahra..kamu masih disana sayang…”
“ Oh.. ia mam…..mm.. itu.. tadi mas Zaki bilang katanya dia ada acara di luar kota, Zahra pikir dia mampir.., ya udah deh ma.. gak apa-apa., selamat malam ya Mam….Assalamu’alaikum..” telephone ku tutup dengan berjuta pertanyaan dibenakku.

Aku mencoba menelusuri informasi tentang Rani melalui situs jaringan social, aku mencari account Fb dan Twitternya., dan Alhamdulillah aku menemukannya.

Ternyata begitu gampang mencari dan membongkar hubungan mereka, disitus itu mereka mengobral kemesraan yang sangat berlebihan.. dan aku mulai mengikuti perkembangan komunikasi mereka lewat situs itu dan makin menyakitkan sekali apa yg aku baca disana, tak kuasa membendung semua itu akupun mulai mengikuti alur status yang di update sama perempuan itu, setiap apa yang mau mereka lakukan pasti ditulis disitus itu dan membuat aku gampang untuk mengetahui apakah mereka masih berhubungan atau tidak.

Anehnya.., setiap aku bercerita tentang hubungan gelapnya dengan wanita itu suami ku itu selalu berkilah dan bahkan sering menjelek-jelekan wanita itu kepadaku dan membuat aku tak percaya kalau dia menjalin hubungan dengan wanita itu. Kadang aku jadi ragu, bener gak ya suamiku ada hubungan dengan wanita itu”  bisikan itu yg selalu terngiyang-ngiyang ditelingaku saat suamiku tak berada disampingku.

Aku melihat photo profilnya mesra banget dengan suamiku. Dan status relationshipnya terhubung ke suamiku, aku juga melihat pesan-peesan mesra dari suamiku, mereka saling berbalas pesan di wall nya. Aku sedih bercampur marah. Semua campur aduk. Bathin dan emosiku mulai bergejolak untuk membuktikan semua itu.
Aku berusaha menutupinya dari suamiku, aku masih ingin bukti yang lain, agar aku tak lagi dibilang mengada-ada, dan selama masa pencarianku.. aku berusaha tetap tenang, meski itu sulit bagiku, sangat teramat sulit mengatur emosiku, dadaku terasa sesak, aku dikhianati.. aku merasa tak dihargai.. aku dibohongi.

Setiap hari aku memantau twitter mereka.. dan tetap sama dengan hari-hari kemarinnya, malah mereka semakin mesra.